Teori Penciptaan Batuan Bumi dari Masa ke Masa : Teori Special Creation, Teori Catastrophism, Teori Neptunisme, dan Teori Plutonisme
Pembentukan muka bumi terutama
batuan yang menyusun bumi memang masih menjadi misteri yang sampai saat ini
belum sepenuhnya terpecahkan. Asumsi-asumsi yang berkembang sebenarnya hanya digunakan
untuk mempermudah kita dalam menjelaskan berbagai fenomena yang ada saat ini. Ilmu
yang spesifik membahasnya adalah geologi sejarah. Memang, sejarah menjadi
sesuatu yang amat menarik. Apalagi bila sejarah bumi yang kita bahas. Berikut adalah
teori-teori yang pernah berkembang tentang pembentukan muka bumi hingga
berbentuk seperti saat ini....
![]() |
Strata batuan sepanjang sejarah pembentukan bumi hingga saat ini (Evolution-The History of Life on Earth, Russ Hodge) |
Teori yang pertama adalah Teori
Special Creation merupakan sebuah teori yang menyatakan bahwa adanya keberagaman bentuk di
muka bumi ini diciptakan oleh Tuhan. Teori ini juga mempercayai bahwa tidak ada
perubahan yang signifikan pada bumi sejak saat diciptakan. Ide mengenai teori
ini mulai berkembang semenjak abad ke-17 dan menganggap bahwa bumi berumur
tidak lebih dari 100.000 tahun. Tahun 1654, seorang Uskup Agung bernama Usher mengungkapkan berdasarkan Al
Kitab, bumi terbentuk pada tanggal 26 Oktober 4004 SM pada pukul 09:00.
Teori Catastrophism merupakan sebuah teori
yang mengemukakan bahwa Bumi telah diciptakan oleh Tuhan dan dipengaruhi oleh
peristiwa besar yang tiba-tiba, singkat, berbahaya dan mungkin dalam cakupan
luas di masa lalu yang akhirnya mengubah bentuk permukaan bumi. Teori ini
mengungkapkan bahwa kehidupan yang lama akan hancur oleh adanya peristiwa yang
katastropik dan akhirnya muncul ciptaan baru yang berbeda dari penciptaan
sebelumnya. Teori ini dikembangkan oleh Georges Cuvier. Beliau berpendapat
bahwa bumi ini berumur berjuta-juta tahun lamanya. Konsep ini tidak sesuai
dengan proses pembentukan bumi versi Al Kitab. Kemudian pada tahun 1812, G. Cuvier mengemukakan bahwa perubahan bumi di
masa lalu terjadi secara luas dan adanya keberagaman fosil hewan dan tumbuhan.
Teori ini telah mengembangkan
biostratigrafi karena adanya faham bahwa adanya batas antara batuan dengan umur
berbeda dan adanya keunikan organisme tiap zaman. Mulai pertengahan abad ke-19
teori ini mulai mengalami penolakan karena adanya ide bahwa gaya-gaya yang ada
di bumi dapat membawa perubahan dalam jangka waktu yang lama.
Teori Neptunisme dikemukakan oleh Abraham Gottlob Werner pada akhir abad 18. Teori ini
menyatakan bahwa batuan di bumi ini tebentuk dari kristalisasi mineral pada
lautan Bumi yang awal karena Bumi ini pada awalnya merupakan sebuah material
padat yang tak teratur yang tertutup oleh cairan yang sangat jenuh. Formasi-formasi
batuan ini terbentuk dari suspensi material pada air yang mengendap pada proses
sedimentasi untuk membentuk inti bumi dan benua sebagai suatu seri perlapisan.
Lapisan tertua dan terkeras membentuk granite dimana lapisan yang lebih baru
akan menambah jumlah fosil. Adanya banjir dan aktivitas vulkanik membentuk lapisan
yang lebih lanjut. Teori ini memiliki kelemahan yaitu tidak ada penjelasan kemana sisa dari
cairan yang sangat jenuh itu pergi, teori ini juga menganggap bahwa basalt
merupakan batuan sedimen.
Teori
Plutonisme, pertama kali
diungkapkan oleh Abbè Anton Moro (1687-1750) dan kemudian dikembangkan oleh
James Hutton yang nantinya akan mencetuskan teori Uniformitarianisme. Teori ini
menyatakan bahwa batuan terbentuk di dalam api oleh proses vulkanisme yang
dilanjutkan oleh proses pelapukan dan erosi yang bertahap yang kemudian
diendapkan di dasar laut yang kemudian terbentuk kembali menjadi perlapisan
batuan sedimen dikarenakan panas dan tekanan, dan akhirnya terangkat ke permukaan
kembali. Dari
teori plutonisme tersebut James Hutton menyimpulkan bahwa adanya kenampakan
yang sama pada batuan sedimen di masa lampau dengan masa sekarang menunjukkan
adanya kesamaan proses pembentukannya. Oleh karena itu muncul suatu Konsep
Uniformitarianisme yang menyebutkan bahwa The Present is The Key to The Past.
Tantangan tentunya masih
terbuka lebar ke depan untuk membuktikan kebenaran teori-teori yang ada atau
bahkan menciptakan teori yang baru. Selamat berjuang, teori tidak akan pernah
lahir ketika tidak ada orang yang memperjuangkannya bukan. Sama seperti calon
istri. Harus diperjuangkan....
Daftar Pustaka :
Prothero, D. R., and R. H. Dott, Jr. 2004. Evolution of the Earth. 7th ed. New York : McGraw-Hill Companies, Inc.
Sukandarrumidi. 2005. Geologi Sejarah. 2nd ed. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Prothero, D. R., and R. H. Dott, Jr. 2004. Evolution of the Earth. 7th ed. New York : McGraw-Hill Companies, Inc.
Sukandarrumidi. 2005. Geologi Sejarah. 2nd ed. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
0 Response to "Teori Penciptaan Batuan Bumi dari Masa ke Masa : Teori Special Creation, Teori Catastrophism, Teori Neptunisme, dan Teori Plutonisme"
Post a Comment
Berikan komentarnya yaaa.... Kritik dan saran Anda amatlah berarti :D